Manfaat Pendidikan Kesehatan dan Olahraga
MAKALAH
PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH
MANFAAT
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN OLAHRAGA
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 4 :
1. CHAERUNNISA
2. ANDI
ARJUNA
3. M.FAJAR
RESKI
4. ARI
WARDANA
PENDIDIKAN
JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
PENJAS
KESREK 2016
KELAS
C
Daftar Isi
1. BAB I Pendahuluan
2. Latar Belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan
5. BAB II Pembahasan
6. BAB III Penutup
7. Simpulan
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di
buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran.
Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang "Manfaat Pendidikan Kesehatan dan Olahraga" dengan segala permasalahannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang "Manfaat Pendidikan Kesehatan dan Olahraga" dengan segala permasalahannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
2.1 Pengertian pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik.
Pantas rasanya jika kita setuju untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk manusia seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan manusia yang berwatak dan bermoral.
2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
·
Mengembangkan
keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih.
·
Meningkatkan
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
·
Meningkatkan kemampuan
dan keterampilan gerak dasar
·
Meletakkan landasan
karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di
dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
·
Mengembangkan sikap sportif,
jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
·
Mengembangkan
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga
di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik
yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
·
Permainan dan olahraga
meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan
lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,
serta aktivitas lainnya.
·
Aktivitas pengembangan
meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur
tubuh serta aktivitas lainnya
·
Aktivitas senam
meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan
alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
·
Aktivitas ritmik
meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas
lainnya
·
Aktivitas air
meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan
renang serta aktivitas lainnya
·
Pendidikan luar kelas,
meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan
mendaki gunung
·
Kesehatan, meliputi
penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang
terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat,
memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur
waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek
kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua
aspek.
2.4 Hakekat olahraga dan penjas
Filsafat olahraga, seperti filsafat lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam. Konsep ini bersifat abstrak yaitu ‘mental image’. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.
Konsep dasar tentang keolahragaan beragam, seperti bermain (play), Pendidikan jasmani (Physicaleducation), olahraga (Sport), rekreasi (recreation), tari (dance).
Bermain (play) adalah fitrah manusia yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fairplay yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat belum tercemar.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fairplay yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat menyenangkan dan gembira ini merupakan bentuk permainan yang belum tercemar.
Dalam bermain pendidikan etika yang ada tidak mengenal pada suatu ajaran tertentu, karena anak bermain tidak melihat sisi religius teman dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini yang membetuk manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian pembelajarannya lebih bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan mengamati realitas kehidupan.
Seperti melihat harimau, maka anak akan meniru gaya harimau yang menerkam mangsa, simangsa sudah tentu adalah teman sepermainnya. Temannya akan berjuang mempertahankan dengan bergelut.
Bermain dalam alam anak memberikan konsep anak bertanggung jawab terhadap permainan tersebut. Ketika terjadi “perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini membantu dalam pengembangan moralnya.
Olahraga (sport) yang merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin, akan tetapi perkembangan teknologi memungkinkan faktor mesin menjadi techno-sport, seperti balap mobil, balap motor, yang banyak tergantung dengan faktor mesin.
2.5 Pengajaran etika dalam
pendidikan jasmani
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat yaitu :
·
Seluruh suasana dan
iklim di sekolah sendirii sebagai lingkungan sosial terdekat yang setiap hari
dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu mencerminkan
penghargaan nyata terhadap nilai-nilai, kemanusiaan yang mau diperkenalkan dan
ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri peserta didik. Misalnya, kalau
sekolah ingin menanamkan nilai keadilan kepada para peserta didik, tetapi di
lingkungan sekolah itu mereka terang-terangan menyaksikan berbagai bentuk
ketidakadilan, maka di sekolah itu tidak tercipta iklim dan suasana yang
mendukung keberhasilan pendidikan nilai.
·
Tindakan nyata dan
penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka dalam
menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan dapat secara instingtif
mengimbas dan efektif berpengaruh pada peserta didik. Sebagai contoh, kalau
guru sendiri memberi kesaksikan hidup sebagai pribadi yang selalu berdisiplin,
maka kalau ia mengajarkan sikap dan nilai disiplin pada peserta didiknya, ia
akan lebih disegani.
·
Semua pendidik di
sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat
peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler,
untuk menyadarkan pentingnya sikap dan perilaku positif dalam hidup bersama
dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
Misalnya sebelum pelajaran dimulai, guru menegaskan bila anak tidak mengikuti
pelajaran karena membolos, maka nilai pelajaran akan dikurangi.
·
Secara kurikuler
pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku positif juga bisa diberikan
sebagai mata pelajaran tersendiri, misalnya dengan pendidikan budi pekerti.
Akan tetapi penulis tidak menyarankan untuk di lakukan.
·
Melalui pembinaan
rohani siswa, melalui kegiatan pramuka, olahraga, organisasi, pelayanan sosial,
karya wisata, lomba, kelompok studi, teater, dll. Dalam kegiatan-kegiatan
tersebut para pembina melihat peluang dan kemampuannya menjalin komunikasi
antar pribadi yang cukup mendalam dengan peserta didik.
Secara Sederhana Manfaat Pendidikan kesehatan dan olahraga
adalah sebagai berikut:
·
Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani,
perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
·
Mengembangkan
kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang
akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
·
Mendapatkan dan
mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas
sehari-hari secara efisien dan terkendali.
·
Mengembangkan
nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara
kelompok maupun perorangan.
·
Berpartisipasi dalam
aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang
memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
·
Menikmati kesenangan
dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
Diringkaskan dalam terminologi yang populer,
maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam
domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain
afektif.
Menurut Mahendra (2003) mengemukakan secara umum, manfaat
pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:
1.
Memenuhi kebutuhan
anak akan gerak
2.
Mengenalkan anak pada
lingkungan dan potensi dirinya
3.
Menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna
4.
Menyalurkan energi
yang berlebihan
5.
Merupakan proses
pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional
3.1 Kesimpulan
Olahraga bersifat netral dan umum, tidak digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal).
Pendidikan jasmani pada dasarnya bersifat universal, berakar pada pandangan klasik tentang kesatuan erat antara “bodyandmind”, Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional
Komentar
Posting Komentar