Pendidikan keselamatan




PENDIDIKAN KESELAMATAN
Mei 02, 2018
FAKTOR GURU DAN KEDUDUKAN METODE MENGAJAR
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Interaksi yang berlangsung dalam kehidupan di sekitar manusia dapat diubah menjadi interaksi yang bernilai edukatif. Interaksi yang dapat disebut interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik dan untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya. Dalam hal ini yang menjadi pokok adalah maksud dan tujuan berlangsungnya interaksi tersebut, karena kegiatan interaksi itu memang direncanakan atau disengaja. Kesadaran dan kesenjangan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri siswa dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi belajar.
Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif, yang artinya didalam prosesnya anak didik berpegang pada ukuran, norma dan nilai yang diyakininya. Setiap interaksi belajar mengajar pasti bertujuan. Tujuan ini menentukan cara dan bentuk interaksi. Dalam mengajar terjadi suatu proses menguji strategi dan rencana yang memungkinkan timbulnya perbuatan belajar pada siswa . Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan. Karena itu, interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam  ikatan tujuan pendidikan.




Rumusan Masalah 1 Apa pengertian interaksi edukatif? 2 Apa saja komponen dasar interaksi edukatif? 3 Bagaimanakah penegmbangan sistem instruksional ? 4 Bagaimana Guru Harus Berbuat ? 5 Apa saja pengaruh faktor guru ?
Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menginformasikan dan menjelaskan masalah interaksi edukatif. Secara khusus makalah ini akan menginformasikan dan menjelaskan hal – hal sebagai berikut. 1. Pengertian interaksi edukatif
2. komponen dasar interaksi edukatif
3. penegmbangan sistem instruksional
4. Bagaimana Guru Harus Berbuat
5. pengaruh faktor guru

Manfaat
1. Mengetahui pengertian dari interaksi edukatif
2.      Mengetahui ciri-ciri interkasi edukatif
3.      Mengetahui prinsip-prinsip interaksi edukatif
4.      Mengetahui kedudukan guru dalam pembelajaran terpadu
5.      Mengetahui kedudukan peserta didik dalam pembelajaran terpadu
6.      Mengetahui keterampilan dasar mengajar yang diperlukan oleh guru



BAB II
PEMBAHASAN

Faktor Guru Dan Kedudukan Metode Mengajar Dalam Proses Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah hubungan timbale balik antara guru dan peserta didik, dalam suatu system pengajaran. Interaksi edukatif merupakan faktor penting dalam usaha mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Tercapainya tujan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
Masalanya sekarang adala bagaimana dapat diciptakan interaksi edukatif itu, sehingga pengajaran dan pendidikan dan pengajaran yang lain dapat mencapai tjuannya ?
Untuk menjawab masalah di atas, maka sekurang-kangnya kita hars melihat 3 aspek pokok, yaitu :
Komponen dasar dalam interaksi edukatif
Pengembangan system instruksional dari suatu mata pelajaran dalam proses interaksi tersebut
Bagaimana guru harus berbuat dalam kegiatan pengajaran dan pendidikan itu

Komponen-komponen Dasar dalam Interaksi Edukatif
Dalam proses mengajar dan belajar di sekolah sebagai suatu system interaksi, maka kita akan di hadapkan kepada sejumlah komponen-komponen yang mau tidak mau harus ada. Tanpa adanya komponen-komponen tersebut sebenarnya tidak akan terjadi proses interaksi edukatif antara guru dengan peserta didik.

Komponen-komponen yang dimaksud adalah :
Tujuan instruksional
Tujuan instruksional ini yang pertama kali harus dirumskan. Sebab Sebab tanpa adanya tujuan yang jelas, proses interaksi ini berfungsi ntk menetapkan ke manaka tujuan pengajaran itu di arahkan.
Bahan pelajaran/ materi
Setelah tujuan instruksional dirumuskan, harus diikuti langkah pemilihan bahan pelajaran, yang sesuai dengan kondisi tingkatan urid yang akan menerima pelajaran. Jelasnya bahan pelajaran merupakan isi dari proses interaksi tersebut.
Metode dan Alat dalam Interaksi
Komponen ini merupakan ala tang harus dipilih dan di pergunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah di rumskan. Komponen ini disebut  juga metode dan alat pembantu pengajaran untuk menunjang terciptanya tujuan.
Sarana
Komponen ini sangat penting juga dalam rangka menciptakan interaksi, sebab interaksi hanya mengkin terjadi bila ada sarana wakt, sarana tempat, dan sarana-sarana lainnya.
Evaluasi/ penilaian
Evalasi ini perlu dilakukan sebab untuk melihat sejauh manakah bahan yang di berikan kepada peserta didik dengan metode tertentu dan sarana yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya penilaian atau evaluasi ini merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses interaksi.



Tercapainya interaksi antara guru dan murid sangat tergantung kepada sejauh manakah guru dapat mengkoordinasi komponen-komponen tersebut di atas sehingga benar-benar berinteraksi sebagai suatu system. Artinya dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Proses interaksi baru akan merupakan suatu system bila guru menjauhkan diri untuk mengutamakan salah satu komponen saja, dan mengabaikan komponen yang lain. Bila hal itu terjadi akan menyebabkan terjadinya kepincangan

Pengembangan system Instruksional
Bagaimanakah guru hars dapat mengembangkan system instruksional dalam proses interaksi, memegang peranan penting. Sebab pada dasarnya pengembangan system instruksional akan menyangkut masalah implementasi program suatu mata pelajaran di sekolah atau kelas. Karena itu sebelum sampai kepada tahap implementasi diperlukan bagi guru untuk :
Mengetahui bagaimanakah merumuskan tujuan instrksional
Tujuan instruksional itu hendaklah di rumuskan secara operasional, agar dapat dinilai atau di ukur.

Syarat-syarat merumskannya antara lain :
Harus berpusat kepada perubahan tingkah laku.
Menggnakan istilah-istilah yang operasional seperti kata-kata mengetahui, memecahkan, menghitung, dan lain-lain.
Menggambarkan hasil belajar yang diharapkan pada murid setelah ia menempuh suatu kegiatan belajar.
Tiap satu perumusan tujuan hanya ntk satu jenis tingkah laku/ kemampuan saja.




Memilih dan menetapkan bahan pelajaran
Memilih bahan pelajaran hendaknya mempertimbangkan dan melihat masalah-masalah :
Tujuan yang akan dicapai, sehingga bahan yang akan di sampaikan relevan dengan tujuan yang di rumuskan.
Bahan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir murid, sehingga muda dipahami.
Bahan yang akan di berikan perlu disusun skope dan ruang lingkupnya serta urutannya.
Mempertimbangkan waktu tersedia, serta perlengkapan yang ada.

Memilih dan menggunakan metode mengajar.
Dalam memilih metode ini hal yang perlu diperhitngkan adalah :
Tujuan yang akan di capai.
Bahan yang akan di berikan.
Waktu dan perlengkapan yang tersedia.
Kemampuan dan banyaknya murid.
Kemampan guru mengajar.

Sarana
Dalam sarana ini yang perlu di perhatikan adalah sarana waktu yang artinya berapa lama waktu yang akan di gunakan dalam kegiatan mengajar. Sarana tempat, artinya dimana pengajaan itu dilaksanakan. Sarana perlengkapan, artinya alat peraga manaka yang dapat membantu pelaksanaan proses pengajaran itu.




Merencanakan program penilaiaan
Kegiatan ini merupakan langa terakhir yang dilaksanakan oleh guru dalam menilaihasil belajar murid dari bahan pelajaran yang di programkan itu. Beberapa hal yang perl dipertimbangkan adalah aspek-aspek yang berhbngan dengan :
Aspek mana yang akan di evalasi. Misalnya apakah aspek pengetahuan, pengertian, sikap, keterampilan, kecakapan, fakta dan sebagainya.
Menerapkan suatu jenis alaalat evalasi mana yang tepat untuk menilai aspek tersebut. Misalnya apakah dengan tes tertulis, lisan, tindakan, dan tes objektif ataukah dengn non tes seperti observasi, wawancara, analisis, kunjungan ke rumah murid dan sebagainya.
Proses pelaksanaan penilaian itu. Artinya kapan sebaiknya evalasi diberikan. Apakah sebelumnya pada waktu mengajar atau setelah mengajar.
Analisis hasil evalasi untuk meramaikan dan mempertimbangkan langkah selanjtnya untuk mengadakan perbaikan progam pengajarannya.

Bagaimana guru harus berbuat
Setelah guru mengetahui :
Bagaimana mermuskan tujuan instruksional.
Bagaimana menetapkan bahan pelajaran.
Bagaimana memilih metode mengajar.
Bagaimana menetapkan sarana, dan
Bagaimana mengadakan evaluasi, maka bagaimankah seorang guru itu
harus berbuat : artinya apakah yang harus dilakukan setelah semuanya itu telah di persiapkan dengan baik ?
Secara umum, setelah semua perencanaan mengajar itu telah disiapkan dengan baik, maka langkah yang dilakukan adalah mengikuti system sebagai berikut :
Langkah pre test
Pre test artinya tes kepada murid mengenai bahan yang akan di ajarkan kepadanya sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Bahan tesnya ialah baan tes yang telah disusun pada langkah evaluasi perencanaan instrksional. Perkiraan kita nilai yang akan di perolenya adalah nol atau hanya sedikt saja yang menjawab dengan betul. Ini dapat di mengerti sebab bahan pelajaran it memang belum pernah di berikan

Langkah proses mengajar atau menyampaikan bahan pelajaran
Berdasarkan hasil pre tes inilah guru dapat mengetahui sejauh manakah bahan pelajaran telah diketahui murid. Asumsi kita hasil pre tes itu akan tidak baik. Kemdian guru melakukan kegiatan mengajar dan murid melakukan kegiatan belajar, yang keduanya akan berlangsung proses komunikasi edukatif atau interaksi edukatif. Dalam mengjarkan bahan pelajaran ini guru berpedoman kepada perencanaan itu telah disiapkan. Dalam perencanaan itu telah di persiapkan perumsan tujuan, bahan, metode, dan sarana dalam kgiatan mengajar an belajar yang dilakukan dan pada langkah inilah sebenarnya terjadi proses mengajar atau proses komnikasi dan proses interaksi mengenai bahan yang di programkan itu.

Langkah pos tes
Pos tes adalah yang diberikan kepada murid setelah proses mengajar selesai. Bahan tes pada waktu pos tes ini, sama atau identik dengan soal-soal pada waktu test.

Membandingkan dan menganalisis Hasil tes
Dengan membandingkan nilai yang di peroleh pada waktu pre test dan post test, kita akan dapat mengetahui apakah tujan mengajar tercapai atau tidak. Tegasnya apakah proses interaksi edukatif tersebut berhasil atau tidak. Dikatakan tercapai tujannya bila nilai post test secara keseluruhan lebih tinggi dari nilai pre test. Sebaiknya bila nilai post test lebih rendah dari nilai pre test, artinya tujuan yang di harapkan belum tercapai. Keadaan seperti ini, guru harus berpikir lagi, dan koreksi diri dimana letak kekeliruannya, apakah metodenya, apakah bahannya, apakah sarananya, apakah situasinya dan sebagainya. Hasil membandingkan dan menganalisis itu, selantnya akan digunakan untuk usaha menciptakan interksi edukatif yang lebih baik lagi.

Pengaruh Faktor Guru
Hanya dengan mengetahui berbagai macam metode, mampu merencanakan dengan baik saja, memang belum menjamin kesksesan seorang guru atau suatu tim pengajar di dalam menciptakan proses mengajar dan belajar atau proses interaktif yang baik. Salah faktor yang paling banyak berpengaruh adalah faktor guru itu sendiri.

Faktor-faktor yang melekat pada guru yang berprngaruh itu adalah :
Kepribadian
Termasuk di dalamnya tingkah laku, wibawa, karakter, dan lain-lain yang akan berpengaruh terhadap proses interaksi.
Penguasaan bahan
Sukses tidaknya proses interaksi dengan baik akan terpengaruh juga oleh menguasai setidaknya seorang guru menguasai bahan pelajaran yang di berikan.

Penguasaaan Kelas
Menguasai setidaknya suasana kelas dari seorang guru akan berpengaruh terhadap proses interaksi edukatif yang ada. Banyak terjad keributan kelas, penuh ketegangan itu semua karena antara lain guru tidak mengasai kelas.
Cara guru Berbicara
Cara guru bebicara atau berkomunikasi dengan murid sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Ada guru yang berbicara gugup, terlalu cepat, terlalu lemah, atau di ulang-ulang. Ini semua tentu akan berpengaruh terhadap komunikasi harus disahakan agar berbicara yang mudah di pahami oleh peserta didik.
Cara menciptakan suasana kelas
Suasana kelas yang baik arus di ciptakan oleh guru, agar terwujud interaksi edukatif yang baik. Misalnya dalam hal menempatkan murid di tempat duduknya, mengarahkan kegiatan belajar, membantu murid, menghargai sikap dan pendapat murid, semanya ini harus di sesuaikan dengan prinsip-prinsip individualitas.
Memperhatikan prinsip Individualitas
Ini harus disadari sebab setiap murid mempunyai perbedaan kemampuan, perbedaan kecakapan, dan lainnya. Menghadapi situasi seperti itu, maka seorang guru jangan terlalu menyamakan kemampuan murid terbut.
Akhirnya sebagai seorang guru yang baik, haruslah bersifat terbuka, mau bekerja sama, tanggap terhadap inovasi, serta mau dan mampu melaksanakan eksperimen dalam kegiatan mengajar.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setiap saat dalam proses pembelajaran dibutuhkan interaksi. Interaksi yang mengandung unsur pendidikan dapat menyempurnakan pembelajaran. Penting bagi setiap guru untuk mengetahui dan menerapkan keterampilan untuk melakukan interaksi edukatif serta mengetahui apa saja peran guru dan peran peserta didik dalam proses pembelajaran terpadu agar hasil yang diharapkan dapat tercapai sesuai harapan.

Saran
Diharapkan bagi calon guru dan guru dapat mengetahui keterampilan dalam melakukan interaksi edukatif. Tidak hanya mengetahui, tetapi dapat menerapkan keterampilan tersebut dalam pembelajaran terpadu.

DAFTAR PUSTAKA


Djamarah, Syaiful Bahri.2010.Guru&Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta
Hamalik, Oemar.2001.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta:Bumi Aksara
Hamalik, Oemar.2011.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara
Marno, dan Idris.2008.Strategi&Metode Pengajaran.Yogyakarta:Ar-Ruzz Me

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Usaha Kesehatan sekolah (UKS)

Sistem belajar mengajar klasikal

Kesehatan Pribadi