Pendidikan Keselamatan
(KELOMPOK
6)
PENDIDIKAN KESELAMATAN
PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH
Oleh :
Ø Rudi
: 1631040114
Ø Pajar Syam
: 1631040112
Ø Astrid
: 1631040110
Ø Wiranto Kamal :
1631040116
Ø M.Dwiki Reza DN : 1631041011
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
a. Latar belakang...........................................................................................................
b. Rumusan masalah......................................................................................................
c. Tujuan........................................................................................................................
d. Manfaat......................................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ATAU ISI ........................................................................
BAB III KESIMPILAN DAN SARAN..............................................................................
a. Kesimpulan................................................................................................................
b. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Kesehatan
adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya, setiap orang menyadari hal
tersebut, akan tetapi sedikit orang yang sadar untuk menjaga kesehatannya.
Jaman sekarang sangat sedikit sekali waktu yang tersedia untuk menjaga
kesehatan, karena orang-orang sekarang sangat disibukan dengan berbagai
aktivitasnya seperti pekerjaan yang sangat menyita banyak waktu sehingga untuk
menjaga kesehatan dirinya sendiri pun tidak ada. Jika kita melihat hal tersebut
maka kebanyakan orang-orang sekarang sangat mementingkan kehidupan ekonomi yang
lebih layak dibandingkan dengan kesehatan pada dirinya, dengan kata lain kehidupan
di dunia ini memang sangat berharaga, sehingga kita sebagai manusia harus
benar-benar menjaga diri kita agar kita tetap sehat dan terhindar dari yang
namanya cidera.
Setiap
orang membutuhkan rasa aman baik pada saat dijalan maupun ditempat-tempat yang
lain. Rasa aman ini erat sekali kaitannya dengan masalah keselamatan. Untuk itu
setiap orang perlu menjaga dan berusaha agar selamat selama menjalankan
tugasnya. Namun, kadang-kadang seseorang tidak sadar bahwa tindakanya
membahayakan orang lain, sehingga mengancam keselamatan orang lain bahkan juga
dirinya sendiri.
Jika
kita melihat fakta-fakta yang ada maka memang semua aktivitas dan tindakan
mempunyai resiko yang bisa mengancam keselamatan diri kita dan orang lain.
Tidak terkecuali dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan
jasmani. Oleh sebab itu kita sebagai guru pendidikan jasmani harus
mengantisipasi dan meminimalisasi terjadinya kecelakaan yang mengancam anak
didik kita pada khususnya, sehingga kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan
baik.
b. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas kita dapat merumuskan masalah yaitu : guru pendidikan
jasmani dapat mengidentifikasi factor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan
yang mengancam anak didiknya dan bagaimana cara penerapan atau cara yang
dilakukan guru pendidikan jasmani untuk meminimalisasi dan mencegah terjadinya
cidera pada anak didiknya.
c.
Tujuan
Tujuan
dari pendidikan keselamatan adalah untuk mengetahui tentang factor-faktor yang
dapat mengancam keselamatan pada siswa sehingga guru pendidikan jasmani dapat
melakukan sesuatu guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya cidera, sehingga
keselamatan anak didiknya terjamin.
d. Manfaat
Manfaat dari
pendidikan keselamatan adalah agar kita paham bahwa keselamatan sangatlah
penting dalam setiap aktivitas-aktivitas kita sehari-hari baik dalam
berolahraga maupun aktivitas lainnya.maka dari itu sangatlah penting bagi kita
belajar pendidikan keselamatan.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA ATAU ISI
2.1 Pengertian
Pendidikan
keselamatan merupakan pembelajaran tentang tata cara dan pencegahan akan
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Jika kita lihat dari pengertian pendidikan
keselamatan maka pengetahuan tentang keselamatan memang sangatlah berarti bagi
kita. Aktivitas olahraga selalu identik dengan munculnya cidera, baik cidera
yang berupa akut maupun kronis. Cedera terjadi karena berbagai factor, di
antaranya : factor usia, jumlah jam latihan, dosis beban latihan, overuse,
fleksibilitas, kesalahan teknik, pemanasan dan pendinginan yang kurang, itu
secara umum jika kita lihat factor yang ada pada pembelajaran di sekolah dasar
maka bisa di persempit lagi atau dikhususkan.
Pada
dunia kedokteran olahraga ada semboyan bahwa mencegah lebih baik daripada
mengobati, sebab mengobati cidera lebih sulit dan banyak menimbulkan kerugian
bagi para penderitanya.
2.2 Ciri
Pendidikan
keselamatan merupakan pendidikan yang sebenarnya wajib di ketahui oleh semua
orang, sehingga orang-orang paling tidak dapat meminimalisasi dan mencegah
terjadinya cidera maupun kecelakaan dimanapun orang itu berada. Dalam dunia
pendidikan, khususnya pendidikan jasmani sangat diperlukan pengetahuan tentang
pendidikan keselamatan. Sehingga guru akan dapat mengetahui factor-faktor yang
dapat menimbulkan cidera serta dapat menerapkan tindakan yang diambil guna
memperkecil dan mencegah terjadinya cidera pada anak didiknya.
a. Pentingya pendidikan
keselamatan dalam Pendidikan Jasmani
kurangnya
perhatian dan pengetahuan tentang tata cara dan pencegahan akan kemungkinan
terjadinya kecelakaan, mengakibatkan lebih seringnya terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan rudapaksa atau cedera pada para siswa. Para siswa dapat mengalami
rudapaksa pada berbagai keadaan, seperti ketika bermain di halaman sekolah,
pada saat istirahat, dan pada saat menerima pelajaran pendidikan jasmani. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya rudapaksa di lingkungan sekolah maka para
guru khususnya guru pendidikan jasmani (Penjas) perlu memahami aspek
keselamatan dalam pendidikan jasmani. Ia perlu memiliki keterampilan untuk
melaksanakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya rudapaksa dalam proses
belajar mengajar pendidikan jasmani. Rudapaksa ini dapat terjadi pada waktu proses
belajar mengajar pendidikan jasmani, disebabkan oleh beberapa kemungkinan yang
bersumber pada beberapa factor sebagai berikut:
· Faktor
lingkungan belajar
Faktor lingkungan
belajar dapat mengakibatkan cidera dikarenakan berbagai hal yang dapat memungkinkan
siswa terkena cidera, contohnya yaitu lingkungan tempat belajar siswa berada di
pinggir jalan raya sehingga sangat beresiko terjadinya kecelakaan jika siswa
berada di dekat jalan raya.
· Faktor
fasilitas
Fasilitas
merupakan bagian yang penting bagi kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani,
akan tetapi jika fasilitas tersebut tidak sesuai dengan standar yang ada
maka akan menyebabkan anak didik kita akan mengalami cidera. contohnya misalnya
anak-anak sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di
lapangan, sedangakan lapangan kondisinya basah dan licin, hal tersebut dapat
mengakibatkan anak terpeleset dan jatuh.
· Faktor
peralatan
Kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani tidak lepas dari peralatan, karena peralatan
adalah salah satu factor pendukung kegiatan pendidikan jasmani. Tanpa peralatan
yang mendukung maka kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai sesuai dengan
semestinya, dan kemungkinan lain banyak sekali terjadi kegagalan dalam proses
pembelajaran. Dikarenakan peralatan adalah factor yang paling mendukung atas
berhasil atau tidaknya proses pembelajaran pendidikan jasmani, maka peralatan
yang digunakan haruslah standar, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya
cidera pada anak didik kita. Contohnya jika kita tidak memakai peralatan yang
standard an masih bagus misalnya kegiatan pembelajaran sedang melaksanakan
materi permainan sepak bola, akan tetapi bola yang digunakan sudah rusak, kulit
bola sudah mengelupas sehingga jika bola terkena badan atau kulit siswa akan
terasa sakit bahkan luka.
· Faktor
manajemen pembelajaran
Manajemen
pembelajaran sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan pembelajaran. Jika
manajemen pembelajarannya benar-benar dilaksanakan oleh guru penjas, maka
kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan teratur, runtut dan tertib sesuai
dengan RPP yang telah di buat oleh guru tersebut.
Sehubungan
dengan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya rudapaksa tersebut,
maka para guru pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjas) sangat perlu
memperhatikan, mengetahui, memahami, serta terampil dalam melaksanakan akte
aspek keselamatan dalam pendidikan jasmani ini. Oleh karena itu, guru sangat
perlu mendalami hal-hal yang menyangkut pengetahuan tentang faktor-faktor
penyebab rudapaksa tersebut agar dapat menerapkan aspek keselamatan dalam
pendidikan jasmani sehingga mencegah atau mengusahakan sekecil mungkin akan
terjadinya rudapaksa khususnya terhadap anak didik atau siswa . Sehubungan
dengan itu, maka dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani para guru penjas
khususnya harus menyiapkan para siswanya untuk menghadapi pelajaran inti.
Penyiapan
ini tidak hanya pada proses belajar mengajar itu berlangsung, tetapi harus
dilakukan sebelum, selama, bahkan setelah proses belajar mengajar itu selesai.
Manusia terdiri dari unsur jiwa dan raga atau rohani dan jasmani yang merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Siswa atau anak didik perlu
mendapat perhatian yang khusus baik rohani maupun jasmaninya. Dalam
penyiapan rohani, guru Penjas harus berusaha menjadikan para siswa berminat
melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani ini sebelum berangkat, dan sesampai
di lapangan, guru menyiapkan fisik para siswa dengan kegiatan yang dikenal
dengan latihan pendahuluan atau latihan pemanasan. Ini semua bertujuan agar
para siswa yang terdiri dari unsure rohani dan jasmani/fisik siap menghadapi
dan menerima tekanan yang akan terjadi selama berlangsungnya proses belajar
mengajar pendidikan jasmani, sehingga akan terhindar dari kemungkinan
terjadinya rudapaksa. Demikian-lah antara lain beberapa alasan mengapa aspek
keselamatan dalam pendidikan jasmani sangat di perlukan
.
b.
Keselamatan
Berolahraga
Olahraga
merupakan penyebab terjadinya cedera yang paling sering. Cedera olahraga ini
lebih banyak menimpa anak usia antara 13 sampai 19 tahun. Kontak fisik
merupakan fasilitator utama terjadinya cedera pada olahraga. Oleh karena itu
cedera sering kali terjadi pada jenis-jenis olah raga seperti sepak bola,
basket, hoki dan bela diri
c.
Keselamatan
Lingkungan Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Lingkungan
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, sering kali keadaannya kurang
menguntungkan. Pada saat ini, banyak sekolah yang berada di dekat pasar,
pabrik, lapangan terbang, atau di tepi jalan yang ramai. Hal ini disebabkan
karena memang saat ini sangat sukar untuk mencari tempat yang ideal untuk
pendirian sebuah sekolah. Terutama sekolah-sekolah swasta yang pada umumnya
menggunakan tanah milik perorangan yang mempunyai prakasa pendirian sekolah
tersebut, walaupun akhirnya dijadikan sebuah yayasan.
Dengan
kenyataan yang demikian itu maka tidak dapat dihindari lagi pasti akan banyak
terjadi gangguan keamanan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam
pendidikan jasmani, yang akhirnya mengancam keselamatan dan menimbulkan
rodapaksa dalam proses belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini guru terutama
dalam pendidikan jasmani kesehatan harus mampu dan terampil mengatasi gangguan
tersebut. Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru Penjas yang tentunya perlu
mempunyai kiat masing-masing. Apabila sekolah itu berada di lingkungan atau
dekat dengan jalan yang cukup ramai, maka harus dijaga agar para siswa jangan
sering keluar ke jalan. Apakah keluar kejalan itu untuk mengambil alat atau
melaksanakan tugas guru. Harus diusahakan agar alat-alat yang digunakan untuk
proses belajar mengajar itu tidak sering keluar halaman sekolah. Pada pelajaran
permainan bola volli, atau permainan bola bakar, atau kasti; usahakan arah bola
yang dipukul atau di lempar tidak mengarah ke jalan. Dengan demikian maka tidak
akan sering bola itu keluar jalan, yang harus segera diambil oleh siswa. Hal
ini akan sangat membahayakan bagi keselamatan siswa, karena biasanya siswa akan
takut kalau-kalau bolanya tergilas mobil, tetapi tidak mengingat keselamatan
diri sendiri.
Dalam
pelajaran atletik sering dilaksanakan lari keliling karena guru ingin agar lari
keliling itu cukup jauh, maka para siswa harus mengelilingi, tidak hanya gedung
sekolah, tetapi mengelilingi lingkungan sekolah yang tentu menggunakan jalan
umum. Keselamatan siswa lebih terancam lagi karena pada waktu para siswa
berlari, pada umumnya guru tidak menyertai atau mengatur dan menjaga
keselamatan para siswa.
2.3. Tujuan
Pendidikan Keselamatan
Secara
keseluruhan, tujuan pendidikan keselamatan adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan
praktik keselamatan dalam kegiatan rekreasi, pendidikan jasmani, dan kehidupan
sehari-hari, utamanya keselamatan berlalu-lintas.
2. Menanamkan
sikap perduli terhadap berbagai hal yang dapat mendatangkan bahaya bagi
keselamatan diri pribadi.
3. Bukan
hanya mengandung resiko bagi diri sendiri, tetapi juga keselamatan orang lain
4. Mengembangkan
pemahaman terhadap hak dan tanggung jawab dalam hubungan dengan orang lain
5. Penguasaan
keterampilan menggunakan kendaraan, misalnya naik sepeda, dan sebagainya.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
a.
Kesimpulan
Keselamatan
merupakan hal yang paling berharga bagi diri kita. Dengan kita selamat kita
bias melakukan kegiatan yang lain, yang lebih banyak dan lebih bermanfaat lagi.
Oleh sebab itu pendidikan keselamatan sangat penting di kuasai khususnya bagi
para guru sehingga dapat menerapkannya pada saat pembelajaran sehingga siswa
akan lebih mengetahui tentang keselamatan bagi dirinya sendiri.
b.
Saran
Untuk
para pengajar untuk lebih kreatif lagi dalam menerapkan tingkat keselamatan
siswa tanpa mengurangi intensitas kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Di
samping itu pendidikan keselamatan sebaiknya tidak hanya disosialisasikan di
dunia pendidikan saja melainkan di kalangan masyarakat umum juga harus di
sosialisasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Victok G Simanjuntak, dkk. Pendidikan
Jasmani Dan Kesehatan.
Dirjen Dikti. 2008.
Hardianto Wibowo. 1995 . Pencegahan
dan Penatalaksanaan Cedera
Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lutan, Rusli. Penanggulangan Cidera
Olahraga Pada Anak Sekolah Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen Depdiknas. 2001
Komentar
Posting Komentar