kelompok 4 individualized instruction


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengajaran yang Memperhatikan Adanya Perbedaan Individual (Individualized Instruction)”. Makalah ini berisikan tentang pengertian individualized instruction dan beberapa pengaturan atau pelayanan yang dapat dikembangkan untuk menuju individualized instruction. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang individualized instruction.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.


Makassar, 15 Maret 2018








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 4
Latar Belakang............................................................................
Rumusan masalah.......................................................................
Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
Pengertian individualized instruction...........................................
Pengaturan atau pelayanan yang dapat dikembangkan untuk menuju Individualized Instruction...........................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................
Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA










BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih berjalan klasikal, artinya seorang guru di dalam kelas menghadapi sejumlah besar siswa (antara 30-40 orang) dalam waktu yang sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Bahkan metodenya pun satu metode yang sama untuk seluruh anak tersebut.
Dalam pengajaran klasikal seperti ini guru beranggapan bahwa seluruh siswa satu kelas itu mempunyai kemampuan (ability), kesiapan dan kematangan (maturity), dan kecepatan belajar yang sama.
Oleh karena pada akhir semester atau akhir tahun semua anak dinilai kemajuan belajarnya sejauh mana mereka telah menguasai bahan-bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Nilai ini akan menentukan pula apakah pada akhir tahun anak dapat dinaikkan ke kelas berikutnya atau tetap tinggal kelas. Dapat kita bayangkan sebagai akibat pengajaran klasikal ini. Guru tidak memperdulikan adanya perbedaan individual pada siswa-siswinya. Anak yang cepat (pandai) akan terhambat kemajuannya oleh kawan-kawannya yang lain sebab mereka sekelas itu harus maju bersama-sama. Sebaliknya anak yang lambat ( kurang pandai) seolah-olah dipaksakan untuk berjalan cepat, melangkah mau suatu bahan pelajaran belum lagi ia kuasai, guru sudah melangkah memberikan bahan baru yang merupakan kelanjutannya. Hal ini mendorong belajar tidak efektif dan tidak menyenangkan.
Ketidakmampuan guru melihat perbedaan-perbedaan individual anak dalam kelas yang dihadapi banyak membawa kegagalan dalam memelihara dan membina tenaga manusia secara efektif. Banyaknya anak yang gagal sekolah atau drop out  mungkin juga sebagai akibat praktek pengajaran yang merupakan perbedaan-perbedaan individual anak di samping karena faktor lain seperti latar belakang sosial-ekonomi keluarga, atau sebab lain.
Pengajaran klasikal yang melihat sejumlah anak dengan pemberian pengajaran yang sama ini tentu saja tidak sejalan dengan asas bahwa anak itu secara individual berbeda-beda dalam kemampuan dasarnya, minat, kecepatan, dan  lamban belajarnya. Lebih luas lagi nak berbeda dalam kondisi jasmani seperti ada anak yang juling mata, anak normal dan bahkan perbedaan kebiasaan seperti pemakaian bahasa, sikap, dorongan belajar, sebagai akibat lingkungan sosial yang berbeda-beda. Perbedaan individual anak semacam itu perlu mendapat perhatian guru di kelas apabila mereka mengharapkan agar setiap anak dapat berhasil, yaitu dapat mengembangkan potensial secara penuh, yang justru sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan ekonomi dan teknologi masyarakatnya.
Rupanya dua faktor penting yaitu pengakuan adanya perbedaaan individual dan tujuan pengembangan potensi individu secara penuh merupakan faktor pendorong penting untuk menuju pengajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak (individualized instruction)
Rumusan Masalah
Menjelaskan tentang pengertian individualized instruction!
Menejelaskan beberapa pengaturan atau pelayanan yang dapat dikembangkan untuk menuju Individualized Instruction!

Tujuan
Mengetahui tentang pengertian individualized instruction
Mengetahui pengaturan atau pelayanan yang dapat dikembangkan untuk menuju Individualized Instruction

Manfaat
Melatih mahasiswa untuk dapat mengembangkan konsep dasar pembelajaran individual.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Individualized instruction
Seperti dalam pembagian pendahuluan dijelaskan bahwa pendidikan yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak (individualized instruction) mempunyai arti penting dalam membina dan menggali potensi manusia untuk mencapai kemajuan bangsanya. Usaha menuju pengembangan individualize instruction semakin mendapat perhatian dari pemimpin negara atau pendidik. Usaha pembaruan pendidikan untuk mengembangkan potensi anak muda secara optimal dan mengurangi kebocoran dalam pembinaan tenaga manusia dan membawa ke depan konsep individualized instruction itu.
Secara selintas penegrtian individualized instruction yaitu pengajaran yang memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak. Individualized instruction tidaklah berarti bahwa pengajaran harus berdasar atas jalannyaa satu orang guru dengan satu orang murid, akan tetapi penting, walaupun pengajaran berjalan secara bersama guru harus memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap anak sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual itu. Dengan demikian dapat dikatakan individualized instruction merupakan usaha memperlengkapi kondisi belajar yang optimum bagi seiap individu murid. James D. Russell  dalam Modular Instruction (1974) menyatakan: Individualized instruction adalah suatu pengaturan yang memungkinkan setiap individu murid terikat dalam semua waktunya untuk belajar sesuatu yang berguna bagi dirinya sebagai individu.
Batasan semacam ini tentu saja batasan yang ideal, yaitu dimana setiap kegiatan mengajar harus memungkinkan setiap individu anak belajar sesuatu sesuai dengan minat, dan kebutuhannya. Hambatan administrasi dan kurangnya penyediaan fasilitas kerapkali mengurangi atau menurunkan tujuan ideal itu. Akan tetapi pengertian individualized instruction yang ideal semacam itu masih mempunyai arti penting karena dapat menjadi pengarah praktek pendidikan, sehingga paling tidak praktek pendidikan kita dapat mendekati tujuan seperti itu.
Beberapa  perbedaan individual yang sangat penting diperhatikan dalam proses pengajaran adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak. Dengan bakat secara sederhana ini diartikan bahwa setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan yang berbeda sehingga pendidikan yang tepat bagi anak adalah yang sesuai dengan kemampuan dasar bawaan itu. Dalam kecepatan belajar dan langgam belajar, anak berbeda kecepatan belajarnya dan cara yang tepat dia untuk belajar efektif. Ada anak yang sangat cepat mengerti hukum-hukum baku matematika dengan pengertian dasar yang telah dimilii sebelumnya, tetapi banyak juga anak yang sulit mengerti kalau tidak dijelaskan oleh guru dengan saksama. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa setiap anak mempunyai tempo belajar  belajarnya sendiri. Begitu juga cara belajar anak berbeda-beda. Ada anak yang belajar lebih efektif dengan membaca, tetapi ada juga yang lebih efektif mendengarkan suara, atau ada juga yang lebih efektif dengan melihat atau mengadakan percobaan dengan objek yang sesungguhnya.
Dengan demikian individualized instruction  melibatkan pengaturan atau pelayanan yang luas yang memungkinkan setiap individu anak belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing.
Beberapa pengaturan atau pelayanan yang dapat dikembangkan untuk menuju Individualized Instruction
Pengaturan atau pelayanan sekolah
Menurut Drs. Sodiq A. Kuntoro M. ED (1978) pelayanan sekolah ini meliputi penyediaan perpustakaan, program khusus dan alat pengajaran yang memadai. Untuk mengembangkan pengaturan atau pelayanan sebagai berikut:
Peprustakaan yang memadai untuk studi individual.
Untuk mengembangkan individualized instruction maka perlu sekali tersedianya fasilitas perpustakaaan yang cukup, yang memberi kemungkinan setiap anak dapat belajar secara individual. Dalam program belajar bebas ( independent study) atau aktifitas program pengayaan bagi anak cepat perpustakaan merupakan tempat dan fasilitas penting. Tanpa ada perpustakaan yang memadai maka sangat sulit untuk dapat melaksanakan program independent study atau pengayaan itu. Secara ideal perpustakaan yang baik adalah yang memiliki jumlah buku dengan ratio satu orang 10 buah buku.
Program khusus untuk anak cepat, anak lambat, dan kelompok khusus lain.
Dalam suatu kelas tentu saja terdapat anak yang cepat, anak yang lambat, dan sedang, yang secara teoritis penyebaran anak itu mengikuti kurva normal. Perbedaan kesiapan dan kecepatan belajar ini perlu mendapat pelayanan yang tidak sama.
Bagi anak cepat ada dua kemungkinan program yang dapat dikembangkan yaitu enrichment (pengayaan) dan acceleration (percepatan).
Program pengayaan ialah pemberian program tambahan bagi anak cepat untuk pendalaman, perluasan bahan yang telah dikuasai atau jauh untuk maksdu pengembangan kemampuan analisis, pemecahan masalah atau penerapan ilmu yang telah mereka kuasai. Ini berarti bahwa tujuan program pengayaan tidak hanya bersifat penambahan bahan pelajaran, akan tetapii lebih jauh mengembangkan kemampuan anak untuk melakukan analisis, pemecahan masalah atau menggunakan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk progarm pengayaan bermacam-macam seperti mempelajari bahan diatasnya, diselenggarakan kelas khusus untuk pengayaan, penambahan pelajaran melalui mencari bahan di surat kabar, artikel-artikel, melakukan percobaan, penelitian dll. Sedangkan program percepatan adalah memberikan jalan bagi anak cepat itu untuk menyelesaikan kebulatan program bagi anak cepat untuk lebih cepat dari anak lain. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan: pemberian izin anak yang masih muda usai untuk masuk Taman Kanak-Kanak, SD, SLTP, SLTA, dan PT, memperbolehkan kenaikan ganda, atau dipakainya pengaturan organisasi sekolah tanpa tingkatan (non grade organization)
Bagi anak lambat, program yang daat dikembangkan adalah program remedial (program perbaikan).
Bentuk program remedial dapat berupa: kelas khusus remedial untuk matematika, bahasa dll, menambah interaksi antara guru dan murid, atau murid dengan murid. Anak lambat mungkin sulit menerima pelajaran bersama, maka perlu guru menjelaskan pelajaran itu secara individual kepadanya.
Bagi anak-anak kelompok khusus lain.
Dalam kelas disamping terdapat anak cepat, lamabt, atau normal terdapat juga anak-anak yang mendapat hambatan khusus seperti hambatan fisik (mata juling, hambatan pendengaran, dll ), dan juga hambatan sosial ekonomi. Dari banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan sosial ekonomi rendah banyak yang tidak menghadiri sekolahatau dari mereka yang menghadiri sekolah banyak yang mengalami kegagalan (drop out). Bagi guru kesadaran anak problem belajar bagi anak-anak golongan ekonomi rendah ini adalah sangat penting. Keadaan keluarga yang secara sosial ekonomi mender rendah ini adalah sangat penting. Keadaan keluarga yang secara sosial ekonomi menderita tidak dapat memberikan iklim yang baik bagi anak untuk belajar, sehingga motivasi belajar anak rendah. Mungkin anak tidak mempunyai cita-cita tinggi akan karir hidupnya, sehingga belajat tidak begitu menarik bagi anak. Dalam hal ini guru di sekolah tidak dapat berbuat jauh, karena faktor itu adalah merupakan faktor non edukatif yang berada dilaur jangakaun guru di sekolah. Mungkin program pendidikan orang dewasa perlu dikembangkan untuk mengembangkan kesadaran orang tua akan arti pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anak.
Penyediaan alat pengajaran dan program pelayanan yang memberi fasilitas individualized instruction. Disamping perpustakaan seperti telah di sebut perlu kiranya pengembangan alat pengajaran dan program pelayanan seperti:
Laboratorium atau workshop yang memadai
Jadwal pelajaran yang fleksibel, yang memungkinkan beberapa murid tingkat II misalnya mengikuti pelajaran tingkat lll dalam mata pelajaran tertentu.
Pengembangan program independent study
Pengembangan program penyuluhan dan bimbingan
Pengembangan team-teaching


Kebijaksanaan tentang kenaikan tingkat ganda, non graded, dan penjurusan yang tidak kaku

Pengaturan pelayanan dalam kelas
Kebijaksanaan ini dapat dilakukan oleh guru. Menurut Drs. Sodiq A. Kuntoro (1978) beberapa usaha yang dapat dilakukan guru dalam kelas adalah meliputi achievement grouping, pemberian materi pengajaran, independent study, dan pengembangan program individual.
Adapun uraian secukupnya sebagai berikut:
Pengelompokkan anak atas prestasi belajarnya (achievement grouping)
Pengelompokkan anak atas prestasi belajarnya mempunyai arti penting bagi perbedaan individual murid. Dengan mengelompokkan anak yang sama prestasi belajarnya dalam satu kelompok memunginkan guru mengajar anak dengan materi yang sesuai dengan metode mengajar yang tepat juga. Hal ini akan menghilangkan corak pengajaran yang sulit bagi anak lambat dan terlalu muda bagi anak cepat. Ada dua macam pengelompokkan homogen adalah pengelompokkan menjadi satu anak-anak yang sama prestasi belajarnya. Pengelompokkan ini ada segi baik dan buruknya.
Segi baiknya adalah: 
Anak yang cepat dapat di dorong maju terus.
Anak yang cepat dapat belajar sesuai dengan kecepatannya
Guru dapat lebih mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan anaka-anak.
Segi buruknya ialah:
pengelompokkan itu dapat menimbulkan kesombongan bagi anak cepat
menimbulkan kesan rendah bagi anak lambat

pengelompokkan heterogen adalah setiap kelompok anak justru disusun dari anak-anak yang berbeda prestasi belajarnya. Pengelompokkan ini ada segi baik dan buruknya juga.
 Segi baiknya adalah:
memungkinkan anak pandai dapat menolong memberi penjelasan pada anak yang lambat
anak yang pandai dapat menjadi perangsang atau model bagi anak lambat
pengelompokkan ini lebih sesuai dengan keadaan riil dalam kehidupan masyarakat yaitu adanya keanekaragaman anggota masyarakat.
Segi buruknya ialah:
anak yang cepat terpaksa di hambat
guru lebih sulit dalam meyesuaikam bahan pelajaran
memberikan materi pengayaan pada murid
guru dalam kelas hendaknya berusaha dengan aktif memberikan bahan-bahan pengayaan bagi anak cepat dalam kelasnya. Pemberian pengayaan itu dapat berupa: menyuruh membaca buku-buku lain, artikel, bahan-bahan dari surat kabar, dll. Begitu juga bagi anak lambat guru seharusnya menambah penjelasan secara individual kepada anak-anak tersebut.
memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bebas (independent study)
Dalam hal ini guru dalam kela seharusnya memberi kesempatan dan melatih anak untuk dapat belajar sendiri. Belajar diperpustakaan atau dilaboratorium merupakan aktivitas untuk independent study ini.
mengembangkan program individual
Dalam hal ini guru dalam kelas dapat mencoba mengembangkan program paket untuk progarm mini seperti dalam sekolah modul. Untuk dapat menyusun modul guru perlu mendapat latihan yang saksama. 
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru-guru dalam kelas dan kepala sekolah dalam batas kewenangannya seharusnya menyelenggarakan program pelayanan atau pengaturan yang mendukung terciptanya individualized instruction.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Individualized Instruction merupakan usaha memperlengkapi kondisi belajar yang optimum bagi seiap individu murid. 
Beberapa pengaturan atau pelayanan yang dapat dikembangkan untuk menuju Individualized Instruction:
Pengaturan atau pelayanan sekolah
Peprustakaan yang memadai untuk studi individual.
Program khusus untuk anak cepat, anak lambat, dan kelompok khusus lain
Penyediaan alat pengajaran dan program pelayanan yang memberi fasilitas individualized instruction
Kebijaksanaan tentang kenaikan tingkat ganda, non graded, dan penjurusan yang tidak kaku
Pengaturan pelayanan dalam kelas
Pengelompokkan anak atas prestasi belajarnya (achievement grouping)
memberikan materi pengayaan pada murid
memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bebas (independent study)
mengembangkan program individual

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.



DAFTAR PUSTAKA

Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IX. Jakarta: Raja Grafindo Persada).
Roestiyah N.K. 1994. Masalah Pengajaran (Sebagai Suatu Sistem. Cet. III. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Cet I. Jakarta: Rineka Cipta.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Nasution S. 2000. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Rajawali.




RIWAYAT HIDUP

Putri handayani lahir di kabupaten Sinjai, pada tanggal 10 Oktober 1998 anak bungsu dari 3 bersaudara, pasangan Bapak Manripai dan Ibu Hasma. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri No. 94 Kanrung pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010. Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Sinjai Tengah pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah pada tahun 2013 dan lulus pada tahun 2016. Kemudian di tahun yang sama melanjutkan ke perguruan tinggi dengan melalui jalur undangan atau SNMPTN jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.

Ummu kalsum majid lahir di kota Majene, pada tanggal 21 September 1998 anak sulung dari 3 bersaudara, pasangan Bapak Abd. Majid dan Ibu Sukarsih. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri No. 06 Kampung baru pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010. Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Majene pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Majene pada tahun 2013 dan lulus pada tahun 2016. Kemudian di tahun yang sama melanjutkan ke perguruan tinggi dengan melalui jalur undangan atau SNMPTN jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.
Miftahul chaer lahir di Pinrang langnga tanggal 13 November 1997, beragama Islam. Anak kedua dari 4 bersaudara, dari ayah Arifin SE dan ibu Hj Sulirda S.Pd. pekerjaan ayah wiraswasta dan pekerjaan ibu URT. Pernah sekolah di SDN 206 Pallameang tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Lanjut di SMPN 1 Mattiro Sompe pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Lanjut di SMAN 3 Pinrang pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Kemudian lanjut diperguruan tinggi di Universitas Negeri Makassar Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.


Amiruddin lahir di Kassika pada tanggal 28 Desember 1997, beragama Islam. Anak kedua dari 3 bersaudara, dari ayah Tamrin dan Ibu Marawia. Pernah sekolah di SDN 76 Palajau Jeneponto tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Lanjut di SMPN 2 Arungkeke Jeneponto pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Lanjut di SMANKO SULSEL pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Kemudian lanjut diperguruan tinggi di Universitas Negeri Makassar Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Usaha Kesehatan sekolah (UKS)

Sistem belajar mengajar klasikal

Kesehatan Pribadi